Senin, 21 April 2008

Banjir Solo 1966

Banjir Kota Solo 1966 Bisa Terulang

Kota Solo terletak di zona depresi antara plato di bagian selatan (Wonogiri), Gunung Merapi di sebelah barat, perbukitan Kendeng di sebelah utara, dan Gunung Lawu di sebelah timur.

Letak yang dapat diibaratkan seperti dasar mangkuk ini mengakibatkan wilayah ini sangat rentan terhadap banjir. Air limpasan yang masuk Kota Solo berasal dari tiga arah, yaitu dari lereng tenggara Gunung Merapi, lereng barat daya Gunung Lawu, dan dataran tinggi Wonogiri.

+ Gak begitu jelas, mbok dikasih gambar !

- Nih ambil …..

- Masih kurang, nih tak zoom …

Kota Solo memang merupakan kawasan yang rentan terhadap banjir, meskipun banjir hanya berskala kecil. Namun mengingat kondisi lingkungan yang semakin memburuk seperti banyaknya kerusakan hutan akibat pembalakan liar (illegal logging), kebakaran hutan maupun aktivitas gunung api menyebabkan berkurangnya daerah tangkapan hujan. Dikhawatirkan akan terjadi banjir bandang berskala besar yang akan melanda Kota Solo seperti banjir tahun 1966.

+ Mang banjir taun ’66 sangat besar ya?

- Iya, tau nggak, sepertiga lahan di Kota Solo tergenang air lho. Terutama Solo bagian timur dan di sekitar Kali Pepe, bahkan tengah Kota ampe tenggelam. Seluruh air sungai yang masuk Kota Solo dan Bengawan Solo meluap…

+ Trus ….

- Menurut saksi mata yang masih hidup (cie…, kayak sejarah aja, he…he…he…), pada saat itu cuaca di Kota Solo terang benderang, tapi di seluruh hulu DAS Solo, barat, selatan maupun timur terjadi hujan labat. Jadi tipe banjirnya banjir kiriman. Selengkapnya tak jelasin di lain waktu aja yach …

Kritisnya waduk Gajah Mungkur terlihat dari beberapa bagian bangunan bendung yang runtuh dan batu penyangga dinding waduk mulai lepas. Kerusakan itu disebabkan oleh sifat aliran air sedimentasi waduk. Jika waduk ini jebol, kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi di Kota Solo.

Tanggul kritis juga banyak ditemukan seperti di aliran air Kali Gawe, Kali Dengkeng, Kali Atas Aji, Kali Samin, dan Kali Sragen.

- Setelah banjir besar tahun ’66 banyak proyek besar pengendalian banjir DAS Solo, antara lain Waduk Gajah Mungkur, pelurusan Bengawan Solo, tanggul Bengawan Solo yang disebut Upper Solo River Improvement yang selesai dibangun tahun 80’an. Tapi kondisinya saat ini memprihatinkan. Biasa orang Indonesia, bisa membuat tapi malas merawatnya

+ Taun 80an ? pantesan aku gak mudeng, lha baru lair je …

Bahan diskusi dikutip dari Kompas Cyber Media

Penulis : Budi Setiyarso

Diterbitkan tanggal 15 Januari 2007